Travel Gelap dengan Pelat Nomor Hitam Merajalela di Arus Mudik Lebaran 2024

Travel gelap dengan kendaraan pribadi berpelat nomor hitam diduga merajalela selama periode arus mudik Lebaran 2024 ini seperti banyak ditemukan di Jabodetabek. Sejumlah kendaraan jenis minibus dan microbus keluar masuk kompleks perumahan di Jabodetabek menjemput penumpang yang akan mudik ke kampung halaman sejak sekitar 10 hari sebelum Lebaran. Kendaraan travel gelap tersebut umumnya menggunakan armada minibus seperti Daihatsu Granmax, Luxio, Suzuki APV, serta kendaraan jenis MPV seperti Avanza.

Ada juga yang menggunakan microbus seperti Isuzu Elf. Untuk tipe sasis long, bisa mengakomodir hingga 19 penumpang dewasa. Travel gelap jenis minibus Daihatsu Granmax seperti yang mengalami kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta Cikampek, Senin pagi, 8 April 2024 lalu, mampu mengangkut hingga 9 orang dewasa jika bangku paling belakang disusun model kursi angkot, saling berhadapan.

Puncak Arus Balik Lebaran 2024 di Bandara Juanda Surabaya, Jumlah Penumpang Melebihi Arus Mudik Kecelakaan Terjadi di Kabupaten Tangerang Selama Arus Mudik Lebaran 2024 Polres Tulangbawang Kawal Pemudik Motor Arus Balik Mudik Lebaran 2024

Arus Balik Mudik Lebaran 2024 di Bandara Rendani Diprediksi Mulai Hari Ini Kecelakaan Lalulintas Terjadi di Kabupaten Tangerang Selama Arus Mudik Lebaran 2024 Menhub Budi Karya: Arus Balik Mudik Lebaran 2024 di Bakauheni Lancar Terkendali

Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Berjalan Lancar, Polres Indramayu Ucapkan Terima Kasih 12 Link CCTV Pantauan Lalu Lintas Arus Balik Mudik Lebaran 2024 Sementara, minibus model Luxio atau APV, bisa mengangkut hingga 8 9 orang dewasa.

Aini, warga Bogor, mengaku setiap tahun menggunakan travel pelat hitam yang menjemputnya mudik ke kampung halaman di Surade, Sukabumi. Dia mengaku di Lebaran ini membayar tiket Rp 250 ribu, pada hari biasa tarifnya Rp 200 ribu per penumpang. Di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang, sejak beberapa hari sebelum Lebaran, banyak travel gelap keluar masuk perumahan menjemput penumpang.

Umumnya mereka yang mudik menggunakan layanan ini adalah para pegawai toko, asisten rumah tangga dan mereka yang bekerja di sektor informal. Travel travel gelap tersebut umumnya berpelat BE (Lampung), BA (Palembang) dan AB (Yogyakarta). Dia mengatakan, armada yang digunakan travel gelap tersebut umumnya mobil berplat hitam. "Mereka rata rata sudah langganan setiap tahun mau Lebaran, dijemput mobil dari kampung," tuturnya.

Namun dia tidak memungkiri jika menggunakan travel gelap berisiko. Misalnya jika terjadi kecelakaan seperti terjadi pada minibus Daihatsu Granmax yang diduga menjadi travel gelap saat membawa pemudik melintas di Tol Jakarta Cikampek, dan mengalami kecelakaan di kilometer 58. Dimintai tanggapannya, Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengingatkan agar Pemerintah serius menangani aspek regulasi di bisnis transportasi ini.

Dia meminta agar Pemerintah bertindak tegas terhadap beroperasinya travel gelap di masa angkutan Lebaran. Dia mengingatkan, menggunakan travel gelap sangat berisiko baik dari sisi keamanan di perjalanan maupun dari risiko jika kendaraan mengalami kecelakaan. Korban kecelakaan travel gelap tidak bisa ditanggung oleh asuransi kecelakaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *