Kementerian Kesehatan mencatat kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia mencapai 1.060.000 kasus. Selain itu, angka kematian karena TBC adalah 140.700. Dengan kata lain, 16 orang per jam meninggal akibat TBC. Sayangnya, kemungkinan masih banyak kasus yang belum terdeteksi di lapangan.
Stigma, dianggap jadi salah satu penyebab belum tuntasnya masalah TBC di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh menurut Guru Besar dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K). "Orang takut karena ada diskriminasi. Ada stigma mereka dikucilkan. Bahkan pada saat makan, piring da gelas dipisahkan. Padahal TBC tidak menular lewat piring, gelas atau makanan," ungkapnya dalam Konferensi pers pengukuhan Guru Besar dari Fakultas Kedokteran (FK) UI Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di Jakarta Pusat, Sabtu (17/2/2024).
Setiap Satu Jam, 16 Orang Meninggal Karena TBC, Stigma Jadi Salah Satu Masalah Utama Perjam 16 Orang Meninggal Dunia Akibat TBC, Hal ini Jadi Pemicunya Satu Syarat Utama Liverpool Lepas Mohamed Salah
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 59 60 61 62 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 2 Halaman 4 Satu Orang Meninggal Dunia karena Demam Berdarah di Kabupaten Malang “Satu Data, Satu Kata Pangan” Jadi Referensi Utama Pangan Nasional
Jadi Salah Satu Tujuan Utama Wisatawan, Kondisi Jalan Menuju Teluk Tamiang Masih Memprihatikan VIDEO Erdogan Sebut Pemukim Israel jadi Salah Satu Penghalang Utama Perdamaian Israel Palestina TBC sendiri menular lewat batuk dan bersin. Bisa pula pada kondisi kuman yang sudah terlalu banyak, penularan bisa terjadi lewat berbicara.
Stigma, kata Prof Erlina membuat Indonesia mengalami kesulitan memutuskan mata rantai TBC. Jika diskriminasi dan stigma ini menghilang, masyarakat jadi tidak takut untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. "Bahkan orang kalau batuk oh jangan jangan aku TB, jadi aku periksa ah, bukan ngumpet takut ketahuan. Dan kalau terdiagnosis TB, orang dengan sadar, suka rela minum obat sampai sembuh," tambahnya.
Kadang kala ada ketakutan dari pasien akan dijauhi ketika kedapatan mengonsumsi obat TBC. "Kalau sekarang 'kalau bisa obat TBC nya jangan di jam kerja karena takut ketahuan'. Akhirnya minumnya malam hari. Jadi stigma menjadi masalah utama," imbuhnya. Artikel ini merupakan bagian dari
KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.